Ancaman Bom 10 Sekolah situasi mencekam yang menyelimuti sepuluh sekolah di Kota Depok, Jawa Barat, akhirnya dinyatakan aman oleh pihak kepolisian. Setelah melakukan penyisiran dan pemeriksaan intensif, tidak ditemukan adanya bom atau benda mencurigakan di seluruh lokasi yang diancam. Namun, penyelidikan justru mengungkap arah baru: ancaman yang dikirim via email ini diduga kuat terkait motif penipuan finansial, bukan teror murni.
Pernyataan Resmi Polisi: Semua Lokasi Sudah Bersih dan Aman
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Karyoto, secara resmi mengonfirmasi bahwa situasi telah terkendali. Pemeriksaan yang dilakukan oleh tim gabungan, termasuk Unit Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) dan satuan K9, di sepuluh sekolah tersebut tidak menemukan indikasi bahaya apa pun.
“Alhamdulillah, dari 10 lokasi yang diperiksa, semuanya bersih. Tidak ada bom,” tegas Karyoto dalam konferensi pers, Senin (23/12/2025). Pernyataan ini sekaligus menegaskan bahwa aktivitas belajar mengajar di semua sekolah sudah dapat kembali berjalan normal dengan tenang.
Ancaman Bom 10 Sekolah Kronologi yang Sempat Buat Warga Khawatir
Ancaman Bom 10 Sekolah ini pertama kali muncul pada Sabtu, 21 Desember 2025. Sepuluh sekolah, yang terdiri dari jenjang SMA, SMK, dan SMP baik negeri maupun swasta, menerima email berisi ancaman pemasangan bom. Isi email tersebut mengklaim bahwa telah dipasang perangkat peledak di lingkungan sekolah.
Merespons laporan tersebut, Polresta Depok dan Polda Metro Jaya segera bergerak cepat. Proses evakuasi dan penyisiran menyeluruh pun dilakukan di setiap lokasi untuk memastikan keselamatan warga sekolah dan masyarakat sekitar.

Penyelidikan Berlanjut: Menguak Motif di Balik Ancaman
Meski ancaman terbukti hoaks atau tidak benar, kerja kepolisian justru memasuki fase yang lebih dalam: mengungkap pelaku dan motif di balik aksi ini. Hasil penyelidikan sementara mengarah pada dugaan motif ekonomi atau penipuan.
Kapolresta Depok, Kombes Pol. Sabilul Alif, menjelaskan bahwa dalam email ancaman, pelaku menyertakan sejumlah link atau tautan mencurigakan. Diduga, tautan ini adalah bagian dari skema phishing atau penipuan online yang memanfaatkan situasi kepanikan.
“Modusnya kemungkinan besar ketika banyak orang yang mengakses link tersebut, lalu data pribadi atau finansial mereka bisa dicuri,” jelas Sabilul Alif. Polisi kini fokus pada pelacakan digital untuk mengidentifikasi pengirim email dan menyelidiki jaringan di baliknya.
Ancaman Bom 10 Sekolah Reaksi dan Dampak bagi Dunia Pendidikan
Insiden ini tentu menimbulkan keresahan di kalangan orang tua, siswa, dan tenaga pendidik. Beberapa sekolah sempat meliburkan kegiatan belajar-mengajar untuk memfasilitasi pemeriksaan. Pihak Dinas Pendidikan Kota Depok pun turut memantau situasi dan berkoordinasi erat dengan kepolisian.
Namun, dengan kepastian keamanan dari polisi, diharapkan semua pihak dapat kembali beraktivitas dengan tenang. Kepala sekolah dan guru juga diimbau untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada siswa tentang pentingnya menjaga kewaspadaan, termasuk tidak mudah menyebarkan informasi yang belum diverifikasi kebenarannya.
Langkah Ke Depan: Pentingnya Edukasi dan Kesiapsiagaan
Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya prosedur kesiapsiagaan dan tanggap darurat di setiap institusi pendidikan. Beberapa langkah yang dapat diperkuat antara lain:
- Sosialisasi Prosedur Evakuasi: Sekolah perlu secara rutin melatih siswa dan guru tentang langkah-langkah evakuasi yang aman dan tertib jika terjadi keadaan darurat.
- Verifikasi Informasi: Seluruh warga sekolah diimbau untuk tidak panik dan segera melaporkan setiap ancaman atau informasi mencurigakan kepada pihak berwenang (polisi atau guru), bukan menyebarkannya di media sosial.
- Edukasi Keamanan Digital: Memperkuat pemahaman tentang bahaya mengklik tautan asing atau memberikan data pribadi kepada pihak yang tidak dikenal, terutama dalam situasi yang memicu kepanikan.
Kesimpulan
Ancaman bom di 10 sekolah Depok telah berakhir dengan kepastian keamanan. Polisi tidak hanya berhasil memastikan semua lokasi aman, tetapi juga mengungkap kecurigaan motif penipuan di baliknya. Investigasi masih berlanjut untuk menangkap pelaku yang bertanggung jawab.
Momen ini seharusnya menjadi pelajaran bersama tentang pentingnya ketenangan, kewaspadaan, dan kepercayaan kepada aparat keamanan dalam menangani setiap ancaman. Dengan kerja sama yang baik antara sekolah, masyarakat, dan polisi, keamanan dan ketenteraman proses belajar mengajar dapat terus dijaga.

